Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(QS. Al Baqarah : 86)
Judul diatas memang cukup mengherankan. Anda mungkin berkata, ”Bukankah akan lebih berbahagia kalau kita sama sekali tak punya masalah?” Kalau demikian, Anda salah besar! Dimana ada kehidupan, disitu pasti ada permasalahan. Namun, tahukah Anda bahwa di balik setiap masalah terkandung suatu peluang emas dan kesempatan yang besar untuk maju?
Ada kata-kata bijak dari Norman V Peale yang patut Anda renungkan. Dalam bukunya You Can If You Think You Can, ia mengatakan, ”Apabila Allah SWT ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah Ia memberikannya kepada Anda? Apakah Ia menyampaikan dalam bentuk suatu kiriman yang indah dalam nampan perak? Tidak! Sebaliknya Allah SWT membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik, lalu melihat dari jauh apakah Anda sanggup membuka bungkusan yang ruwet itu, dan menemukan isinya yang sangat berharga, bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersembunyi dalam kulit kerang.”
Pernyataan di atas bukan sekedar kata-kata indah untuk menghibur Anda yang & sedang kalut menghadapi suatu masalah. Ini adalah perubahan paradigma dan cara berpikir. Keadaan apa pun yang kita hadapi sebenarnya bersifat netral. Kita lah yang memberikan label positif atau negatif terhadapnya. Seperti yang dikatakan filsuf Cina, I Ching, ”Peristiwanya sendiri tidak penting, tapi respon terhadap peristiwa itu adalah segala-galanya.”
Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh. Sayang, lebih banyak orang yang menganggap masalah sebagai sesuatu yang harus dihindari. Mereka tak mampu melihat betapa mahalnya mutiara yang terkandung dalam setiap masalah. Ibarat mendaki gunung, ada orang yang bertipe Quitters. Mereka mundur teratur dan menolak kesempatan yang diberikan oleh gunung.
Ada orang yang bertipe Campers, yang mendaki sampai ketinggian tertentu kemudian mengakhiri pendakiannya dan mencari tempat yang datar dan nyaman untuk berkemah. Mereka hanya mencapai sedikit kesuksesan tapi sudah merasa puas dengan hal itu.
Tipe ketiga adalah Climbers yaitu orang yang seumur hidupnya melakukan pendakian, dan tak pernah membiarkan apapun menghalangi pendakiannya. Orang seperti ini senantiasa melihat hidup ini sebagai ujian dan tantangan. Ia dapat mencapai puncak gunung karena memiliki mentalitas yang jauh lebih tinggi, mengalahkan tingginya gunung. Orang dengan tipe ini benar-benar meyakini apa yang pernah dikatakan Dag Hammarskjold, ”Jangan pernah mengukur tinggi sebuah gunung sebelum Anda mencapai puncaknya. Karena begitu ada di puncak, Anda akan melihat betapa rendahnya gunung itu.”
Semua masalah sebenarnya adalah rahmat terselubung bagi kita. Mereka ”berjasa” karena dapat membuat kita lebih baik, lebih arif, lebih bijaksana, dan lebih sabar. Anda baru dapat disebut manajer yang baik kalau Anda mampu memimpin seorang bawahan yang sulit, yang membuat para manajer lain angkat tan! gan. Anda baru menjadi orang tua yang baik kalau Anda dapat menangani anak yang ! bermasalah, atau pun menantu yang keras kepala, yang melakukan sesuatu melebihi batas kesabaran Anda. Anda baru dapat disebut profesional kalau Anda mampu menangani pelanggan yang cerewet yang sering mengeluh dan banyak maunya. Untuk mencapai kesuksesan Anda perlu memiliki adversity quotient, yaitu kecerdasan dan daya tahan yang tinggi untuk menghadapi masalah.
Kecerdasan tersebut dimulai dari merubah pola pikir dan paradigma Anda sendiri. Mulailah melihat semua masalah yang Anda hadapi sebagai peluang, kesempatan, dan rahmat. Anda akan merasa tertantang, namun tetap mampu menjalani hidup yang tenang dan damai. Berbahagialah jika Anda memiliki masalah. Itu artinya Anda sedang hidup dan berkembang. Justru bila Anda tak punya masalah sama sekali, saya sarankan Anda segera berdoa, ”Ya Allah SWT. Apakah Engkau tidak percaya lagi padaku, sehingga Engkau tak mempercayakan satu pun kesulitan hidup untuk saya atasi?” Dengan berdoa demikian Anda tak perlu khawatir. Allah SWT amat mengetahui kemampuan kita masing-masing. Ia tak akan pernah memberikan suatu beban yang kita tak sanggup memikulnya.
Dalam kehidupan ini kita tentu akan melewati beberapa musim atau episode kehidupan yang masing-masing akan saling berbeda satu sama lainnya. di suatu episode mungkin kita akan mengalami kejayaan, mungkin di episode lainnya kita akan mengalami keterpurukan, atau mungkin sebaliknya.
Jika kita menyerah ketika musim dingin melanda kita, kita tentu tidak akan melihat kejayaan kita mulai muncul di musim semi mendatang, keindahan bunga-bunga di musim panas, dan terpenuhinya kebutuhan kita dengan buah-buahan yang berlimpah ketika musim gugur.
Sumber : copy paste artikel
Posting Komentar
Posting Komentar